Senin, 15 Juni 2015

Konsep Sejarah

Konsep sejarah menurut W.H. Walsh meliputi dua pengertian, yaitu (a) the totality of past human actions (keseluruhan perbuatan manusia di masa lampau), dan (b) the narrative or account we construct of them now (gambaran masa lampau yang dibuat sekarang) (1963:6) yang pertama merupakan “sejarah-sebagai-peristiwa” yang terjadi di masa lampau, hanya terjadi sekali dan tidak mungkin terulang atau diulangi lagi, karena telah tenggelam bersama waktu lampau. Bahkan mereka yang mengalami atau menyaksikan peristiwa tersebut tidak mungkin dapat menangkap totalitasnya seketika. Yang kedua merupakan “sejarah-sebagai-kisah atau cerita” mengenai peristiwa kemanusiaan yang telah terjadi di masa lampau tersebut.


“Sejarah-sebagai-peristiwa” atau sejarah sebagai aktualitas mungkin meninggalkan jejak-jejaknya sebagai bukti/ evidensi atas terjadinya peristiwa tersebut. Jejak-jejak ini terekam pada benda-benda, bangunan, tulisan yang ditinggalkan, juga mungkin keterangan lisan dan saksi yang terlibat, yang semuanya itu lazim disebut sumber-sumber sejarah.

Berdasarkan jejak-jejak itu sejarawan mengungkapkan fakta-fakta dari sumber tersebut melalui saringan secara selektif-kritis-analitis, disusun dan dirangkaikan atau disintesiskan dengan cara tertentu menjadi suatu cerita sejarah. Cerita tersebut merupakan kesatuan yang memiliki koherensi, artinya fakta-fakta yang menjadi unsur-unsur dalam cerita sejarah memiliki pertalian saling tergantung dan saling menopang satu dengan lainnya sehingga mampu menampilkan deskripsi-naratif (apa, siapa, dimana, kapan) dan juga deskripsi analitis (bagaimana dan mengapa).

Mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah, mengkaji secara kritis sumber-sumber tersebut, mengungkapkan fakta-fakta dan sumber sejarah yang telah disaring dengan kritis, dan merekonstruksikan ke dalam cerita sejarah yang utuh, merupakan langkah-langkah metodis yang hanya dapat dilakukan dengan kerangka sejarah sebagai ilmu.

Dengan demikian, kita sampai kepada kesimpulan bahwa sejarah paling tidak mengandung tiga unsur pengertian.

1) Sejarah - sebagai - peristiwa

2) Sejarah - sebagai - cerita, dan (yang khusus akan dibahas)

3) Sejarah - sebagai - ilmu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Tongkrongan Anak Sekolah. All rights reserved.
Blogger Template by